Nyepi, Bali bagai Kota Mati

Suasana Jalan Sudirman Denpasar yang biasanya ramai, pada hari raya Nyepi Jum'at (23/03/2012) pagi tadi terlihat lengang.

DENPASAR.KOMPAS.com — Sejak pukul 06.00 Wita tadi, tak terlihat aktivitas warga ke kantor, pasar, sekolah, atau tempat-tempat keramaian lainnya. Di jalanan pun tak terdengar suara bising dan bau asap knalpot kendaraan umum ataupun pribadi.

Ya, Pulau Bali yang biasanya bergeliat sebelum matahari terbit, pagi ini bagai kota mati tak berpenghuni. Tak tampak canda tawa anak-anak di sekolah, tak ada suara ibu-ibu tawar-menawar di pasar, teriakan calo mencari penumpang bus di Terminal Ubung hari ini pun tak terdengar. Bali sedang beristirahat sejenak, mengusir penat dari aktivitas dan kesibukan duniawi.

Umat Hindu sedang khusyuk menjalankan Catur Brata Penyepian, yakni tidak menyalakan api (Amati Geni), tidak bekerja (Amati Karya), tidak bepergian (Amati Lelungan), dan tidak bersenang-senang (Amati Lelanguan). Sebagian umat Hindu mengisi waktu Nyepi ini dengan bersembahyang di rumah. "Kalau Nyepi sembahyang, trus puasa, duduk berdoa meminta keselamatan," ujar Wayan Suparta, warga Denpasar yang ditemui Kompas.com di Desa Sanglah, Jumat pagi tadi.

Keheningan Bali akan berlangsung hingga besok Sabtu pukul 06.00 Wita. Seusai Nyepi, seluruh sendi kehidupan bangun kembali dari tidurnya dan bergulir bagai roda yang berputar.


Foto Lainnya  :

Suasana Nyepi di Jalan Teuku Umar Denpasar Bali
Via BlacBerry Smartphone