Kemenangan Djohar, Kemenangan Kubu Reformasi


Djohar Arifin terpilih sebagai ketua umum PSSI periode 2011-2015. Terpilihnya Djohar dinilai sebagai kemenangan kubu reformasi. Hal itu diungkapkan Eddy Elison, salah satu juru bicara Kelompok 78.

Djohar terpilih sebagai ketua umum setelah mengantongi 61 suara mengalahkan Agusman Effendi yang hanya mengantongi 38 suara pada putaran kedua Kongres Luar Biasa PSSI di Solo, Sabtu (9/7/2011).

"Ini memang sesuai skenario yang disusun oleh K-78. Sejak kami merasa George Toisutta dan Arifin Panigoro tidak diluluskan oleh FIFA, kami sudah cari pengganti dengan restu dari mereka. Saat ke Solo, kami sudah yakin Djohar akan menang," ujar Eddy kepada Kompas.com.

"Dia memiliki track record yang kuat daripada semua calon. Dia pernah menjadi pemain inti PSMS Medan, wasit internasional, Pengurus Daerah Provinsi Sumatera Utara, sekjen KONI, setelah itu dia menjadi staf Menpora. Inilah yang menjadi tumpuan utama mayoritas pemilik suara mengapa memilih dia," ujarnya.

"Tugas sebagai ketua umum PSSI mereformasi secara menyeluruh. Selama delapan tahun dipegang oleh Nurdin Halid, sepak bola kita kacau-balau. Timnas kita tidak bisa berprestasi, terjadi pengaturan skor, dan permainan oknum PSSI dengan FIFA. Semua harus diakhiri. Tentunya, kemenangan Djohar merupakan kemenangan kubu reformasi," paparnya.

Djohar Arifin Ketum PSSI 2011-2015

Djohar Arifin mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan ketua umum PSSI, Sabtu (9/7/2011) dan dengan begitu akan memimpin PSSI untuk periode 2011-2015.

Djohar meraih 61 dukungan para pemilik suara yang hadir dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Surakarta, 9 Juli. Ia mengungguli Agusman Effendi yang meraih 38 suara. Adapun satu suara dinyatakan tidak sah.

Sejak awal Djohar sudah unggul jauh dari Agusman. Di putaran pertama, Djohar unggul dengan 53 suara. Sedangkan Agusman meraih 39 suara. Keduanya pun harus mengakhiri persaingan di putaran kedua.

sumber: kompas.com