Prediksi 2011 - Kilau Emas Bakal Tetap Bersinar










Pengujung tahun 2010 diwarnai beberapa rekor tertinggi harga komoditas, seperti emas, perak, minyak sawit mentah, batu bara, dan tembaga. Analis Indosukses Futures, Herry Setiawan, mengatakan, tahun ini komoditas yang paling cemerlang adalah logam mulia, emas dan perak. Sementara komoditas lain yang mengikuti adalah komoditas pangan, lalu sektor energi.

Dia bilang, permintaan dari China dan India adalah salah satu faktor yang memicu terjadinya kenaikan harga logam mulia. GFMS LTD mencatat, India sebagai negara dengan permintaan emas konsumen tertinggi pada kuartal III-2010. Permintaan emas konsumen di negara tersebut mencapai 229,5 ton, naik 33,89 persen dibandingkan dengan permintaan pada kuartal II-2010 yang sebesar 171,4 ton.

Pada periode yang sama China ada di peringkat kedua permintaan terbesar, dengan permintaan emas konsumen sebesar 146, 4 ton dan disusul di peringkat ketiga permintaan emas dari Timur Tengah sebesar 77,6 ton.

GFMS juga mencatat kenaikan permintaan emas untuk investasi. Pada kuartal III-2010 permintaan China menempati urutan pertama dengan jumlah 45,1 ton, jumlah ini naik 24,24 persen dibandingkan dengan permintaan kuartal II-2010 yang sebesar 36,3 ton. Pada periode yang sama India berada di urutan kedua dengan jumlah permintaan sebesar 45,0 ton dan Amerika menempati urutan ketiga dengan permintaan sebesar 24,8 ton.

Herry memperkirakan, pada kuartal I dan kuartal II-2011 emas memiliki tren konsumsi yang sama seperti tahun 2010. Hal itu karena dollar AS masih dalam tren lemah dan Eropa masih belum memiliki solusi. Hingga kuartal II-2011 emas masih memiliki kesempatan naik. ”Trennya harga emas naik lalu turun lagi di tengah tahun karena harga sudah cenderung tinggi,” katanya.

Dia memperkirakan, emas naik hingga menyentuh ke posisi 1.500 dollar AS per troy ounce. Adapun harga batu bara juga masih bisa naik ke posisi 135 dollar AS-140 dollar AS per metrik ton. Namun, menurutnya, kenaikan harga CPO sudah tidak banyak, 1.200 dollar AS-1.250 dollar AS per metrik ton. Menurutnya, kenaikan harga komoditas pada tahun 2011 akan ditahan oleh kenaikan tingkat suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan oleh negara-negara untuk mengatasi inflasi akibat kosumsinya meningkat.