KB Pria untuk Wujudkan Kesetaraan Gender





Peningkatan partisipasi pria dalam Program KB dan Kesehatan Reproduksi adalah langkah yang tepat dalam upaya mendorong kesetaraan gender dan menyukseskan pencapaian pembangunan Milenium (MDGs) 2015, kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief.

"Kita tidak bisa menutup mata bahwa selama kurun waktu 30 tahun keberhasilan program KB masih banyak didukung oleh peran wanita dalam penggunaan alat kontrasepsi. Pada tahun 2002, tercatat tingkat pemakaian kontrasepsi adalah 60,3 persen. Kontribusi pria terhadap angka itu hanya 1,3 persen yang terdiri dari kondom saja," katanya di Jakarta, Rabu (23/12/2010).

Menurut Sugiri, terbatasnya akses informasi dan akses pelayanan KB pria adalah minimnya kualitas pelayanan yang belum sesuai harapan, terbatasnya pilihan cara dan metode KB pria yakni kondom dan MOP, serta rendahnya dukungan politis dan sosial budaya.

Untuk itu, pada 27 Oktober 2010 lalu, BKKBN, Unair Surabaya dan PT Indofarma menandatangani MoU kerjasama dalam penelitian, pengembangan, produksi, pemasaran, sosialisasi, dan distribusi kontrasepsi pria dari ekstrak daun Justicia gendarussa (daun gendarusa).

"Penemuan baru ini diharapkan bisa memberikan alternatif pilihan ber-KB bagi pria," katanya.

Sugiri menegaskan, peningkatan partisipasi KB pria khususnya untuk mendukung pencapaian peningkatan kesetaraan gender, meningkatkan kesehatan ibu, serta memerangi HIV/AIDS serta penyakit menular seksual.

"Dalam MDGs isu pertumbuhan penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi tidak disebutkan secara eksplisit, namun banyak studi membuktikan MDGs tidak mungkin dicapai jika persoalan dasar kependudukan tidak ditangani dengan baik," ujarnya.

Terkait dengan Tema Hari Ibu Tahun 2010, "Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki untuk Membangun Karakter Bangsa dalam Mewujudkan Masyarakat yang Sehat dan Bermartabat" sesuai dengan target MDGs diantaranya pemerintah terus mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.