Tertawa, Cara Termudah Atasi Masalah


Apapun masalah yang Anda tengah hadapi, mulai bad mood, stres, depresi, juga penyakit yang diderita menahun, dapat diatasi menggunakan cara sederhana, dengan tertawa. Bagi Anda yang sulit tertawa, dengan juga tanpa stimulasi, dapat mulai menikmati berbagai manfaat terapi tertawa. Kunci suksesnya, Anda perlu menyadari pentingnya melakukan sesuatu dan merasa membutuhkan bantuan untuk mencari solusi mengatasi berbagai masalah diri.

"Saya optimis, apapun bisa diatasi dengan tertawa. Semua orang bisa sembuh dari penyakitnya asal mau, dan sadar untuk melakukan sesuatu dan merasa membutuhkan bantuan untuk mengatasi berbagai masalahnya. Tertawa merupakan cara penyembuhan diri paling menyenangkan, tak dipungut biaya, dan mudah. Tertawa melepas hormon-hormon yang dapat melawan kortisol, hormon stres," jelas psikolog dan terapis Dewi Juniarti, Psi dari L'Ayurveda Center for Inner Beauty and Holistic Care Fatmawati Jakarta, kepada Kompas Female melalui hubungan telepon, Selasa (24/1/2012).

Dewi yang juga aktif dalam komunitas Klub Tawa Ceria Indonesia (KTCI) mengatakan, penyembuhan diri pertama kali terjadi ketika Anda bisa mentertawakan diri sendiri. Cara ini membuat pikiran menjadi lebih ringan, merasa spontan, tidak memendam masalah di otak, tahu cara melepaskan berbagai masalah dan tidak bersikap defensif. "Sembilan puluh persen penyakit karena pikiran," ungkap Dewi menegaskan masalah kesehatan berkaitan dengan pikiran.

Mengapa harus tertawa?
Efek stres menahun juga pengaruh lingkungan membuat orang dewasa lupa tertawa. Dewi mengatakan, orang dewasa lupa melindungi diri sendiri dari serangan stres. Padahal ada cara mudah mengatasi stres dan berbagai masalah pikiran yang akhirnya berujung pada penyakit, yakni dengan tertawa.

Anak-anak tertawa 400 kali dalam sehari, sementara orang dewasa barangkali hanya empat kali, inilah yang membuat anak-anak selalu ceria dan bersemangat. Tertawa tak hanya bikin bahagia namun juga awet muda karena menyehatkan. "Dengan satu menit tertawa sama dengan 20 menit berolahraga ringan," lanjutnya.

Saat tertawa tak hanya hormon endhorpin dan melatonin yang keluar untuk menekan hormon kortisol pemicu stres. Getaran yang muncul saat Anda tertawa seakan memijat seluruh organ tubuh. Apalagi jika Anda tertawa dengan lepas, tertawa dengan perut, dampaknya lebih besar terhadap kesehatan fisik, mental, juga sosial.

Manfaat tertawa
Tertawa membuat fisik, mental dan sosial lebih sehat, benarkah? Dewi menyebutkan sejumlah manfaat terapi tertawa ini:
* Meningkatkan kesehatan secara holistik.
* Meningkatkan harapan hidup.
* Meningkatkan sistem imun.
* Mengurangi tingkat stres.
* Melancarkan sirkulasi peredaran darah.
* Mengurangi rasa sakit.
* Menghalau depresi.
* Mengatasi rasa bosan.
* Membuat hidup lebih ringan.
* Lebih termotivasi.
* Mengurangi stres dan cemas, juga rasa takut.
* Meningkatkan mood.
* Meningkatkan kepercayaan diri.

"Bahkan secara medis, terapi tertawa dipergunakan untuk membantu penyembuhan kanker. Saat merawat pasien, rumah sakit juga memasang saluran televisi dengan program humor untuk menstimulasi tawa," jelasnya. Ia menambahkan, tertawa dapat mendorong energi positif untuk mengalahkan berbagai penyakit.

Dewi menjelaskan, tertawa juga memiliki manfaat sosial, "Orang yang suka tertawa lebih ceria dan bahagia, dengan begitu ia akan mudah menjalin hubungan dengan orang lain. Ia lebih mudah menarik perhatian orang lain dan bisa meningkatkan kerjasama. Sebaliknya, kalau bertemu dengan orang yang sering cemberut, sulit bagi orang lain untuk mendekat dengannya."

Karakter pribadi yang ramah, mudah diajak kerjasama, lebih mudah bergaul dimiliki mereka yang gemar tertawa. Tentunya karakter seperti ini berdampak secara sosial. Kepribadian yang positif dapat mengurangi konflik dan meningkatkan kekuatan dalam kelompok. Siapa pun akan merasa senang dan nyaman berdekatan dengan orang berkepribadian menyenangkan, bukan?

Sementara pengaruh terapi tertawa terhadap mental, di antaranya, Anda akan merasa lebih percaya diri sehingga mudah bagi Anda untuk memunculkan segala potensi diri. "Anda akan merasa lebih terinspirasi melakukan berbagai hal," ujarnya. Tertawa dapat meningkatkan kesadaran, mawas diri, realistis, fokus dan lebih peduli akan lingkungan di sekitarnya. "Duapuluh menit tertawa, dampaknya kuat sekali bagi diri sendiri dan orang lain," tandas Dewi yang juga aktif melakukan kegiatan sosial dwi mingguan, senam tertawa, bersama KTCI di kawasan Monas, Jakarta.