Akses Situs Porno
Di zaman teknologi canggih seperti saat ini, kebutuhan akan gadget bukan lagi milik orang dewasa tetapi juga remaja dan anak-anak. Penggunaan alat komunikasi seperti ponsel pintar (smartphone) bahkan sudah merambah ke anak-anak di bawah umur.
Jika tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya, tentu hal ini dapat membawa dampak negatif. Sebuah riset terbaru mengungkapkan bahwa anak-anak berusia delapan sampai 15 tahun cenderung rentan menyalahgunakan smartphone. Mereka menggunakan ponsel canggih ini untuk menjelajahi website yang isinya berbau kekerasan atau pun pornografi. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian orang tua, terutama karena minimnya keterampilan teknologi, merupakan salah satu faktor utama yang memicu timbulnya permasalahan ini.
Lembaga riset YouGov melakukan jajak pendapat dengan melibatkan lebih dari 1.000 anak berusia delapan sampai 15 tahun di Inggris. Jajak pendapat itu mengidentifikasi bahwa hampir setengah dari anak-anak memiliki smartphone seperti iPhone.
Saat ditanya perihal kepemilikan ponsel, anak-anak mengatakan bahwa orangtua telah membelikan mereka alat komunikasi canggih itu. Sedangkan seperlima mengatakan mereka telah melihat konten kekerasan atau pornografi dari telepon.
Temuan ini juga mengungkapkan bahwa hampir sembilan dari 10 anak yang disurvei tidak memiliki pengaturan keamanan di telepon mereka sehingga dengan bebas dapat mengakses situs-situs yang tidak semestinya mereka buka. Dan yang memprihatinkan, sebanyak 46 persen dari orang tua tidak menyadari bahwa pengaturan perihal keamanan itu penting.
Seorang psikolog anak Profesor Tanya Byron mengaku tidak terkejut dengan temuan itu. Survei menemukan bahwa rasio anak-anak yang mengakses situs jejaring sosial lewat ponsel cenderung meningkat delapan kali lipat dalam tiga tahun terakhir, menjadi 38 persen. Pada periode yang sama, jumlah anak yang menonton video klip di ponsel mereka naik dua kali lipat.
"Penting bagi orang tua membangun komunikasi yang jujur dengan anak mereka, sehingga anak mereka menjadi pengguna alat digital yang bertanggung jawab," kata Prof Byron.
Sumber : Disini