Adalah normal dan manusiawi untuk menjadi narsis atau mengagumi diri sendiri. Entah itu mengagumi diri secara fisik, intelegensia, bakat, atau pun popularitas. Jika satu di antara narsisme itu ada pada diri Anda, jangan dulu melihatnya sebagai sesuatu yang salah.
Tika Bisono, konsultan psikologi TIBIS Sinergi, mengatakan masih normal ketika individu membutuhkan penghargaan atas dirinya. "Self recognition adalah principal need. Untuk bertahan manusia perlu dipuji, dihargai, dan itu adalah kebutuhan yang manusiawi," jelas Tika.
Narsisme menjadi penyakit jika kemudian dipublikasikan dan bahkan dijual.
Bicara tentang narsisme fisik, Tika menjelaskan seseorang yang narsis secara fisik tidak melihat kelebihan lain yang bisa ditonjolkan dalam dirinya. Entah itu intelegensia, bakat, atau pun kepopulerannya. Narsisme semacam ini akan mendorong seseorang bereksperimen dengan fisik untuk menggali lebih jauh potensi dirinya. Tujuan akhirnya adalah kepuasan dalam diri sendiri (private satisfaction) dan kepuasan yang didapati dari ruang publik (public satisfaction).
Tika, yang juga anggota tim juri pada grand final Take Me Out Indonesia (TMOI) Season 1, selanjutnya mengatakan jika individu tidak mendapatkan penghargaan atas dirinya, ia akan mencipta sendiri. Niat utamanya adalah pemenuhan kebutuhan mendasar, self esteem, untuk diakui keberadaannya sebagai individu.
Menanggapi keikutsertaan Ayu Oktasari dalam TMOI yang kemudian menobatkannya sebagai pemenang, Tika mengatakan sebagai bentuk usaha Ayu mencari cara untuk memenuhi kebutuhan menjadi eksis. "Menjadi eksis wajar saja," lanjutnya. Kepercayaan diri yang tinggi juga mendorong Ayu untuk mendaftar dan bertahan hingga menang dalam ajang pencarian jodoh tersebut.
Jika menjadi eksis sebagai peserta reality show dan menjadi populer memang normal, tetapi bagaimana dengan foto bugil Ayu yang kemudian beredar bebas di internet (meskipun foto-foto tersebut belum terbukti milik Ayu)?
Kembali pada penjelasan Tika, eksperimen fisik sebagai bentuk narsisme adalah wajar jika untuk kepuasan pribadi. Namun menjadi penyakit jika kemudian dipublikasikan dan bahkan dijual. Sebagai salah satu juri yang turut berkontribusi terhadap kemenangan Ayu, Tika cukup terkejut mendengar skandal foto bugil Ayu, yang masih misterius.
Menurutnya, masih terlalu dini untuk melihat apakah foto tersebut adalah bentuk narsisme atau bukan. Apalagi untuk menilai apakah narsisme tersebut normal ataukah penyakit. Kasus semacam ini bisa terjadi pada siapa pun, sepanjang kebutuhan eksistensi, penghargaan, dan pengakuan diri masih dibutuhkan manusia. Hanya saja perlu lebih dicermati, apakah narsisme fisik yang dikatakan normal tersebut masih sehat atau sudah menjadi penyakit yang harus segera dicari obatnya secara klinis.
Menurut Tika, skandal foto bugil Ayu adalah satu ujian yang harus dihadapi Ayu selepas kemenangannya mendapatkan pasangan hidup melalui TMOI.
"Cinta sejati akan terlihat setelah acara ini selesai. Ujian cinta sejati itu adalah saat masing-masing individu mempelajari pasangan. Bagaimana mengambil pilihan, apakah keputusan untuk bersama akan berubah, atau menjadi tertantang untuk bertahan," jelasnya.