Sejarah Panjang Yakuza dan Cerita Dibaliknya

Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya.

Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin.



Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini.

Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang.

Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Bos/Bapak) dan Kobun (Bawahan/Anak), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.

Sejarah Singkat Yakuza
Nah dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo pada sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman.

Awalnya hukuman ini bersifat simbolik, karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.





Pamor yakuza sempat tenggelam saat militer berkuasa setelah penyerangan Jepang ke Pearl Harbor. Setelah Jepang menyerah karena Bom Atom Nagasaki - Hiroshima, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat.

Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang ex-militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun).

Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii.

Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963, saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai Godfather-nya Yakuza.


Yoshio Kodame

Markas Yakuza kebanyakan berada di di daerah Kansai (Osaka dan sekitarnya). Sebuah lembaga di AS, misalnya, International Crime Threat Assessment (ICTA), menyebut Yakuza sebagai salah satu sindikat kejahatan terbesar dan sangat kuat di dunia.

Di masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan telah menurun tajam, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis illegal mereka adalah pachinko, perdagangan ampethamine (termasuk ice dan ecstasy), prostitusi, pornografi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata.

Bagaimanapun sebuah organisasi kriminal atau sindikat dalam bentuk apapun pasti memiliki peraturan yang harus ditaati oleh setiap anggotanya. Bagaimana dengan Yakuza, berikut ini peraturan Yakuza.

Persyaratan Keanggotaan, Syarat & Kondisi
Jika Anda tertarik untuk bergabung dengan Yakuza, mintalah pada pemimpin kru untuk mengundang. Juga, Anda harus memenuhi persyaratan jika Anda ingin bergabung sebagai kru Yakuza.

1: Anda harus menjadi orang yang wajar dengan kecerdasan dan akal sehat. Kami tidak menerima fucktards/orang tolol.

2: Perintah harus diikuti setiap saat. Jika seorang anggota yang berpangkat diatas Snda memberikan perintah, maka Anda harus mengikuti mereka.

3: Anggota yang tidak aktif selama 30 hari, akan diturunkan dan dikeluarkan dari kru. Jika Anda akan pergi, Anda harus memberitahu pemimpin kru tentang ketidakhadiran Anda.

4: Yakuza melindungi anggota mereka, asalkan mereka tidak melanggar peraturan.

5: Kami tidak menendang keluar (mengeluarkan) orang-orang dari Yakuza. Setelah Anda masuk, hanya ada satu jalan keluar dan Anda tidak ingin bahwa ... (dari sumbernya memang dikosongkan, disinyalir ini berarti satu kata "Anda harus mati")

Peraturan Yakuza
Setiap anggota kru melanggar aturan berikut ini akan dihukum berat. Hukuman dalam bentuk penurunan pangkat, daftar perburuan, kematian atau kombinasi dari ketiganya. Kru tidak mentolerir kesalahan.

1: Jangan membunuh tanpa izin! Juga tidak memburu seseorang tanpa izin. Jika Anda memiliki masalah, hubungi Badan Intelijen Yakuza.

2: Jangan mencuri mobil dari kru lain! Jika seseorang mencuri mobil Anda, hubungi Badan Intelijen.

3: Jangan pernah meminta uang atau pinjaman dari siapa pun!

4: Selalu membantu para anggota Yakuza. Ketika Anda melihat seseorang meminta bantuan atau informasi mengenai sesuatu, tidak berpaling melainkan mencoba untuk membantu mereka. Berikan tangan, membantu bila mungkin dan Anda akan mendapatkan yang sama setelahnya.

Pedoman
Berikut adalah beberapa panduan yang akan menjelaskan apa yang diperkenankan dan bagaimana Anda harus berurusan dengan hal-hal tertentu.

1: Semua orang di Yakuza memiliki izin untuk membunuh pengkhianat dan low life's (bisa didefinisikan orang yang minder, takut dll).

2: Jika salah seorang pemimpin Yakuza berusaha dipukul/dihajar/dibunuh, tidak perlu izin untuk menyerang. Dalam hal demikian, setiap orang diperbolehkan dan diharapkan untuk menyerang kembali.

3: Jika Anda ingin seseorang mati, jelaskan alasan ke IA (Badan Intelijen Yakuza) dan mereka yang akan memutuskan. Juga jika Anda ingin bunuh diri, hubungi IA terlebih dahulu.

4: Jika Anda membutuhkan uang untuk wilayah Dominasi, hubungi Dominasi Badan.

5: Hanya Oyabun dan Kumicho dapat mengirim undangan ke orang. Semua anggota lainnya bebas untuk "merekrut" dengan meminta orang untuk mengirim permintaan untuk mengundang ke Oyabun.

Masih banyak peraturan lain yang tak di expose. Pimpinan Yakuza lainnya selain Yoshio Kodame adalah :

1. Kazuo Taoka yang memimpin Yamaguchi-gumi family


2. Hisayuki Machii


Semua anggota Yakuza harus melaksanakan perintah dan mematuhi peraturan serta sumpah Yakuza. Dan siapa saja yang melanggarnya akan dipotong jari atau yang terparah Seppuku.


Seppuku

Yakuza di Indonesia
Percaya atau tidak, ternyata anggota Yakuza (sindikat kejahatan Jepang) ada juga di Indonesia. Mereka ikut menjaga para pengusaha besar Jepang agar tak diganggu preman Indonesia.

Orang-orang Yakuza ini sangat rapi, layaknya seorang pengusaha biasa, pakai setelan jas dan perlengkapan diri secara baik. Bahkan, barang-barang yang mereka pakai umumnya berharga mahal dan memiliki nama besar di dunia fashion.

Seorang anggota Yakuza di Tokyo, Takahashi, pernah menceritakan sebuah kisah bagaimana seorang preman Indonesia sempat mencoba meminta uang kepada eksekutif sebuah perusahaan Jepang.

Dengan halus eksekutif itu memintanya datang hari berikutnya. Ketika datang kembali ke kantor eksekutif Jepang itu, sang preman Indonesia langsung dihadapkan kepada seorang anggota Yakuza, orang Jepang, dengan tampang cukup menyeramkan dan berbadan kekar akan tetapi tetap berpakaian rapi layaknya eksekutif lain.

Melihat hal itu, sang preman Indonesia mengerti sendiri dan mengurungkan niatnya untuk meminta uang “backing” tersebut.