Sebenernya buah kurma itu memiliki berbagai macam efek positif bagi orang yang memakannya? Ketika kita berpuasa, Rasul mencontohkan pada kita untuk berbuka dengan kurma. Ternyata, rasul gak sembarangan makan lo, tapi di balik itu semua, terdapat berbagai macam hikmah cuma dari hanya sebuah kurma! Kira-kira apa sih yang terkandung dan efek buah kurma bagi kita yang memakannya??
Kurma ternyata mengandung rahasia medis yang positif. Sebuah situs internet mencatat, setiap butir kurma mengandung kekayaan gizi, antara lain hidrat arang, serat, kalsium, potasium, dan zat besi. Ini dianggap sudah mampu mengganti energi.
Dalam penelitiannya, Dr. dr. Wahjooetomo mengatakan, selama berpuasa, perubahan kadar gula yang terjadi dalam tubuh ternyata sangat kecil. Karenanya, kandungan potasium dalam kurma sangat signifikan untuk mengatasi kelelahan.
Seratnya cocok untuk mengantisipasi sukar buang air besar. Sedangkan teksturnya yang halus itu cukup aman bagi lambung yang sensitif dan radang usus. Bukan hanya itu, kombinasi zat besi dan hidrat arang pada buah kurma sangat baik bagi penderita anemia dan lesu kronis.
Sementara itu, di tempat lain diketahui, makanan khas Timur Tengah tersebut pun bisa menurunkan risiko serangan stroke berkat tingginya kalcium.
Memang, buah-buahan dikenal sebagai sumber utama vitamin, khususnya C. Kandungan energi atau kalorinya pun rendah, sebab lemak yang dikandungnya juga rendah. Namun tidak berlaku bagi kurma. Kandungan lemak pada kurma juga bisa dikesampingkan. Namun, tingginya karbohidrat menyebabkan tersedianya energi. Bahkan boleh dikatakan lebih tinggi dibandingkan sebagian jenis buah lainnya.
Selain itu, kurma mempunyai zat penting bagi metabolisme tubuh, terutama organ jantung dan pembuluh darah, yaitu kalium. Fungsi mineral ini membuat organ jantung dan pembuluh darah berfungsi baik, plus kian mengaktifkan kontraksi otot, serta membantu mengatur tekanan darah.
Hanya dengan memakan buah kurma lima butir per hari, itu sudah memenuhi persyaratan untuk kesehatan tubuh. Para peneliti menyimpulkan dengan hanya makan satu porsi ekstra makanan kaya kalium (minimal 0,4 setiap hari) risiko fatal stroke bisa diturunkan sampai 40 persen.
Batas krisis 400 mg kalium itu, sangat mudah. Anda penuhi dengan makan kurma kering sekira 65 gram saja (ekuivalen 5 buah kurma). Sebaliknya, mereka dengan konsumsi kalium kurang dari 2 gram per hari mempunyai risiko stroke fatal jauh lebih tinggi ketimbang yang lain. Menurut Dr. Louis Tobian dari Minnesota University, kalium pun bisa memberikan atau menyuplai energi dalam mencegah stroke secara langsung, terlepas kondisi tensi saat itu.
Konsumsi ekstra kalium bisa menjaga dinding arteri tetap elastis dan normal, sehingga pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan darah.
Jadi, jelas sudah, kurma menyimpan senjata potensial antistroke dan antiserangan jantung, meskipun masih memerlukan penelitian secara komprehensif demi memastikannya," tuturnya.
Zat salisilat pun terkandung juga pada kurma. Seperti kita ketahui bahwa zat itu sering dipakai sebagai bahan baku aspirin : obat pengurang rasa sakit atau penghilang nyeri. Salisilat pun bisa memengaruhi prostaglandin (kelompok asam lemak hidroksida yang merangsang kontraksi otot polos sehingga menurunkan tekanan darah).
Ilmuwan lain selaku peneliti kurma dari aspek medis datang dari Jean Carper. Ia lewat karya tulisnya, "Your Miracle Medicine" menyoroti kurma mempunyai aktivitas seperti aspirin.
Kurma kering mempunyai kandungan aspirin alami sangat tinggi. Dalam beberapa macam buah seperti ceri, prune, dan kismis pun banyak mengandung kalium ikut beruntung karena mereka juga mengandung salisilat. Karenanya, para peneliti berharap, salisilat pada makanan seperti kurma bisa meredakan sakit kepala.
Menurut dr. Anwar El-Mufti dari Mesir, kurma mengandung zat gula paling banyak, yakni 70 persen serta umumnya sudah diolah alami. Karenanya, akomodatif bagi kesehatan. Sebagaimana zat gula pada buah lainnya, zat ini pada kurma mudah dicerna atau dibakar dalam tubuh sehingga menghasilkan tenaga besar. Dilihat dari proses penyerapan, zat gula pada kurma memang lain. Ia habis diserap bisa sampai pada menit ke-60 untuk jumlah tertentu. Hal yang sama terjadi dalam tempo setengahnya seperti teh manis. Karena itu, tidak perlu heran bila banyak ilmuwan mengatakan bahwa kurma bisa membuat kita lebih mampu tahan lapar. Sampai kini, masih banyak ilmuwan penasaran dengan misteri salisilat pada kurma.
Sementara itu, kita sebenarnya sangat mudah memperoleh kurma pada bulan suci Ramadhan. Datangilah pasar-pasar, pusat perbelanjaan, atau bazaar alias pasar murah, tentu banyak penjaja yang menawarkan kurma.
Kualitas kurma dan harganya, jelas beragam. Hal itu tergantung dari asal-usul kurma tersebut serta kemasannya. Karena, harga kurma yang dikemas dalam kardus dan dibungkus plastik secara baik, akan berbeda dengan kurma kiloan atau kurma yang dikilo dan hanya dikemas oleh kantong pelastik.
Sungguh, kurma yang biasanya hanya dapat diperoleh di tanah suci bila ada rekan atau tetangga pulang dari ibadah haji, kini saat Ramadhan banyak dijumpai kurma yang dijajakan para penjual. Untuk itulah, alangkah baiknya bila kita mengkonsumi kurma saat Ramadan dan mungkin juga menyimpannya untuk persediaan kelak pasca Ramadhan.