Meski cuti merupakan hak setiap karyawan, kenyataannya tidak semua atasan akan dengan senang hati memberi kita kesempatan cuti panjang untuk jalan-jalan.
Saya sering kali ditanya bagaimana caranya mendapatkan izin bos untuk cuti jalan-jalan. Jika Anda termasuk yang mengalami kesulitan itu, cobalah beberapa kiat di bawah ini:
Tingkah laku yang baik, seperti datang tepat waktu, akan memudahkan Anda meminta cuti.
Perilaku positif
Semua yang berbau positif pastilah memberi efek positif juga. Jadi, tunjukkan tingkah laku yang baik dan jauhkan diri dari masalah. Karyawan yang bekerja keras dan memberi kontribusi positif kepada perusahaan adalah aset yang sangat berharga. Atasan pun sudah pasti lebih sayang pada anak buah jenis ini daripada yang pemalas dan kacau kerjanya. Bila Anda sudah menjadi “anak emas” bos, bisa dibilang Anda sudah mengantongi izin.
Membaca situasi
Anda harus tahu waktu yang tepat untuk cuti. Jika Anda bekerja di bidang pendidikan, jangan pernah punya ide untuk mengambil cuti di masa ujian atau pendaftaran sekolah (apalagi untuk jalan-jalan). Di samping tidak akan diizinkan, Anda akan dianggap tidak tahu diri dan menambah daftar poin negatif.
Mengajukan cuti atau meminta izin pun harus tunggu waktu yang tepat. Bila atasan Anda sedang berwajah “kencang”, sebaiknya tunda dulu dan cari saat yang tepat. Waktu santai seperti makan siang bisa Anda manfaatkan untuk memberitahu rencana Anda mengambil cuti.
Mempersiapkan pekerjaan
Berikan komitmen kepada atasan bahwa tugas-tugas Anda akan selesai sebelum cuti. Kalau ada beberapa hal yang masih menggantung, yakinkan atasan bahwa Anda akan melakukan pengalihtugasan kepada rekan lain dengan baik, sehingga pekerjaan tersebut akan tetap beres tanpa kehadiran Anda.
Katakan kepada atasan bahwa selama jalan-jalan, Anda akan berusaha tetap mengecek email. Atau tinggalkan nomor telepon yang dapat dihubungi. Bila ternyata Anda tidak bisa dihubungi (karena tidak ada sinyal atau Anda sengaja mematikan telepon seluler), yang penting Anda sudah berada di tempat impian!
Mencari sekutu
Meski jenis pekerjaan Anda bukan pekerjaan yang sangat tergantung pada kerja sama tim, tentu Anda tetaplah bagian dari sebuah tim atau divisi. Pada saat Anda cuti, pasti ada anggota tim Anda yang terkena dampaknya, baik berupa beban pekerjaan yang bertambah atau ada pekerjaan yang tertunda. Oleh karena itu, Anda wajib berbaik-baik dengan rekan satu tim. Jadikan mereka sekutu yang akan mendukung pekerjaan selama Anda cuti. Jangan sampai rekan tim merasa terbebani pekerjaan Anda dan mengakibatkan pekerjaan terbengkalai sehingga akhirnya Anda lebih susah lagi minta izin cuti selanjutnya.
Jauh-jauh hari
Jangan meminta izin secara mendadak. Idealnya, ajukan cuti tiga hingga enam bulan sebelumnya. Jika kepergian Anda sangat spesifik seperti naik haji, Anda bisa meminta izin sejak setahun sebelumnya atau bahkan lebih. Intinya, jangan mengagetkan atasan dengan meminta izin dadakan, apalagi disertai ancaman (misalnya mogok kerja bila tak diizinkan).
Solidaritas
Anda harus ingat bahwa hubungan kerja adalah hubungan timbal balik, baik ke perusahaan maupun ke tim kerja. Bila atasan atau salah satu rekan Anda ingin cuti, jangan segan-segan untuk mengulurkan tangan. Ambil alih pekerjaan mereka yang cuti sehingga semua berjalan lancar seperti biasa.
Sebagai gantinya, saat Anda mengajukan cuti, orang lain akan dengan senang hati membantu Anda menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian, atasan Anda tidak punya alasan lain untuk menahan Anda karena segala kekhawatirannya dapat ditangani. Sebagai tanda terima kasih, bawakan oleh-oleh bagi atasan dan rekan sekerja Anda.