Kecewa Pabrik BlackBerry di Malaysia, BRTI akan Panggil RIM


Jakarta - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengaku kecewa dengan keputusan Research in Motion (RIM) yang lebih memilih Malaysia ketimbang Indonesia sebagai pusat produksi BlackBerry untuk kawasan Asia.

"Mengecewakan. Meski keputusan tetap di tangan RIM, namun jumlah pengguna di sini yang cukup banyak harusnya jadi pertimbangan," keluh Heru Sutadi, salah satu anggota komite BRTI, kepada detikINET, Senin (18/7/2011).

Seperti diberitakan sebelumnya, untuk memperluas pemasaran produk di kawasan Asia, RIM memutuskan untuk membangun pabrik pembuatan BlackBerry di Penang, Malaysia. Malaysia dianggap sebagai tempat yang pas untuk memperkuat pangsa pasar RIM di Asia, termasuk Indonesia.

Padahal, Indonesia merupakan basis pengguna BlackBerry terbesar di wilayah Asia Tenggara dengan angka lebih dari tiga juta pelanggan. Angka ini diyakini masih akan terus bertambah seiring gencarnya aktivitas pemasaran RIM bersama mitra-mitranya di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki pasar seluler dengan angka lebih dari 180 juta pelanggan.

Meski cukup sukses di Indonesia, namun BRTI melihat RIM masih melupakan kewajibannya. Jangankan untuk membangun pabrik di Indonesia, untuk membangun server yang telah lama dijanjikan saja nampaknya masih sangat sulit untuk direalisasikan.

"Makanya dalam waktu dekat kita akan panggil kembali RIM untuk menagih janji mereka soal penempatan server di sini," kata Heru.

Heru percaya, dengan adanya server lokal di Indonesia, maka sejumlah kasus yang memerlukan intervensi pemerintah bisa segera ditangani.

"Dengan server, kasus Nazaruddin yang kirim-kirim BBM (BlackBerry Messenger) tanpa diketahui rimbanya tidak akan terulang, dan akan dapat diketahui di mana dia," kata dia. "Dan apakah yang kirim-kirim BBM itu benar-benar Nazaruddin atau bukan," ujarnya lagi.

"Itu sebabnya, kita akan tagih janji RIM. Sudah dua tahun masalah ini terkatung-katung," tandas Heru.

Sumber: detik.com