Calon Ketum PSSI Minim Orang Reformis


Sebanyak 18 calon yang bakal memperebutkan posisi Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 dalam Kongres Luar Biasa (KLB) 9 Juli mendatang dinilai belum memiliki visi-misi yang jelas. Hal ini menyebabkan tidak ada calon yang terlihat reformis yang akan mengusung perubahan di PSSI.

Hal tersebut diungkapkan Save Our Soccer (SOS) dan Community Relation Netter Liga Indonesia (CORNEL), Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI), dan Aliansi Suporter Indonesia (ASI) dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/7/2011).

"Yang ada justru sebaliknya, orang-orang lama dalam sepak bola Indonesia yang mempunyai trackrecord tidak kredibel. Masih ada juga orang-orang rezim status quo yang maju dalam kongres. Kelompok ini sangat berbahaya karena dengan kekuatan modal yang sangat besar akan menggunakan segala cara agar terpilih. Salah satunya dengan 'politik uang'," tulis pernyataan tersebut.

Fakta itu secara tidak langsung berimbas kepada pemilik suara dalam memilih jagoannya. Menurut mereka, pemilik suara akan mengikuti kongres seperti tanpa arah tujuan yang jelas memperjuangkan perubahan sepak bola sehingga suara mudah "terbeli" oleh calon tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, kongres dinilai bakal mubazir karena berpotensi tidak akan menghasilkan pemimpin yang kredibel. Oleh karena itu, suporter dan masyarakat pecinta sepak bola memberikan rambu-rambu kepada Komite Normalisasi, calon, dan pemilik suara agar menyelamatkan kongres.

Suporter dan masyarakat pecinta sepak bola menawarkan sebuah pakta integritas agar yang terpilih adalah orang-orang yang berintegritas. Di antaranya, tidak korupsi, tidak punya kepentingan politis, dan berkomitmen terhadap pembangunan sepak bola kita.

Berikut pakta Integritas yang disusun berdasarkan akumulasi permasalah sepak bola Indonesia terkini.

1. Bahwa saya akan melaksanakan seluruh amanat Kongres PSSI tanggal 9 Juli 2011 dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab

2. Bahwa saya akan menaati hukum atau undang-undang yang berlaku di Republik Indonesia, baik yang berhubungan dengan sepak bola maupun di luar sepak bola.

3. Bahwa saya akan melaksanakan tugas sebagai Pengurus Persatuan Sepak Bola Indonesia hanya untuk kepentingan kemajuan sepak bola Indonesia, bukan untuk kepentingan golongan atau kepentingan partai politik apapun.

4. Bahwa saya tidak akan melanggar undang-undang atau hukum yang berlaku di Indonesia, baik yang berhubungan dengan sepak bola secara langsung, tidak langsung, maupun di luar hubungan dengan sepak bola.

5. Bahwa saya tidak akan melanggar statuta FIFA, statuta PSSI, maupun peraturan-peraturan lainnya yang mengikat dan harus dipatuhi oleh PSSI.

6. Bahwa saya tidak akan menggunakan kekayaan organisasi Persatuan Sepak Bola Indonesia di tingkat pusat maupun daerah, baik kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud, untuk kepentingan di luar kepentingan sepak bola Indonesia.

7. Bahwa saya bersedia untuk mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Pengurus PSSI apabila melanggar salah satu atau lebih dari apa yang saya nyatakan di atas, melalui mekanisme dan ketentuan yang berlaku di PSSI.

8. Bahwa saya siap melepas jabatan saya di instansi pemerintah, Pengda, dan Pengcab dan Klub yang ikut dalam kompetisi di lingkup PSSI, sehingga tidak ada rangkap jabatan.

9. Bahwa saya bersedia keluar sebagai kader partai aktif dan hanya berkonsentrasi pada kepengurusan PSSI.