Berita Tentang Ledakan Bom Di Pondok Pesantren
Ketua Komisi I DPR: Harusnya Pesantren di NTB Buka Pintu Penyelidikan Polisi
Jakarta - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddik mengimbau pengelola dan santri Pondok Pesantren milik Umar Bin Khattab membuka pintu polisi untuk menyelidiki ledakan bom di pesantren tersebut. Hal ini penting untuk menghindari kecurigaan publik terhadap pondok pesantren.
"Menurut saya ya karena itu ledakan ya tiap pesantren tidak punya alasan untuk menghalangi aparat Kepolisian untuk melakukan pemeriksaan. Apa sebabnya kan dapat diketahui kalau ada pemeriksaan polisi," imbau Mahfudz.
Hal ini disampaikan Mahfudz kepada detikcom, Selasa (12/7/2011).
Namun polisi juga harus bersikap persuasif. Supaya pondok tersebut membuka pintu masuk untuk polisi.
"Ketika pihak pesantren menghalangi justru menimbulkan kecurigaan. Sehingga sebaiknya memberikan kesempatan kepolisian melakukan oleh TKP. Tapi pihak Kepolsian persuasif supaya nggak memicu konflik," tegasnya.
Mabes Polri membenarkan adanya bom rakitan yang meledak di Pondok Pesantren milik Umar Bin Khattab, di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bom itu ditujukan untuk polisi.
Namun polisi masih dihadang masuk ke Pondok Pesantren Umar Bin Khattab yang terletak di Desa Sanolo, Kecamatan Sila, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. Jika pendekatan mentok, polisi menyiapkan langkah represif agar bisa mencapai lokasi ledakan bom rakitan di pesantren itu.
Polisi menyebut langkah itu sebagai tindakan penegakan hukum berskala besar. Namun sebelum itu, langkah persuasif masih diupayakan.