Tips Membeli Keramik





Cari yang Bersertifikat Bebas Radioaktif!

Saat ini konsumen harus semakin jeli memilih keramik, terutama akibat membanjirnya produk-produk China yang tidak fokus ke masalah kesehatan. Sebelum membeli, konsumen berhak menanyakan kepada produsen, apakah produk-produk keramiknya telah memiliki sertifikat bebas radioaktif.

"Tidak semua produsen telah memiliki sertifikasi ini. Di Indonesia sendiri implementasi bebas radioaktif juga baru saja didengungkan," kata Frankie Irawan, Project Sales Manager PT Niro Ceramic Sales Indonesia dalam talkshow di sela pameran Indonesia Building Technology Expo 2011 di Jakarta Convention Center, Kamis (23/6/2011) kemarin.

Sementara untuk produk Niro Granite, kata Frankie, kini telah bergerak ke industri yang ecogreen. Niro sudah lebih dulu mengarah pada upaya memberi sertifikasi standar bebas radioaktif terhadap produk-produknya.

"Bebas radioaktif, apalagi produk-produk dari pabrik di China yang akhir-akhir ini membanjiri produk domestik di Indonesia. Produk China kadang tidak fokus masalah kesehatan. Mereka maunya membuat keramik seputih-putihnya, dan orang kita melihatnya yang penting putih dan murah, akhirnya mereka membeli," ujarnya.

Yang tak kalah penting, kata Frankie, harus ada Standar Nasional Indonesia (SNI) di setiap produk demi melindungi konsumen.

"Harus ada perlindungan konsumen lewat SNI dan memberi pendidikan kepada masyarakat tentang produk bebas radioaktif," katanya.

Ia menambahkan, saat ini konsumen harus waspadai bila lantai rumahnya memakai keramik berwarna putih. Sebelum membeli, sebaiknya konsumen memang harus menanyakan kepada produsen tentang sertifikat bebas radioaktif.

Menurutnya, semakin putih keramik, semakin tinggi bahaya radioaktif yang dikandungnya. Semakin tinggi bahaya radioaktif, maka kian membahayakan penghuni rumah, terutama kesehatan kulit.

"Mungkin, yang perlu diperhatikan adalah batasan putihnya keramik. Semakin putih, keramik banyak mengandung zirconium. Zirconium ini bisa memberi efek buruk, karena dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan kanker kulit. Padahal kebiasaan masyarakat kita, misalnya anak-anak, suka berguling-guling di lantai," papar Frankie.