Fenomena Supermoon akan Terjadi di Indonesia Besok Malam

Fenomena supermoon atau disebut dengan istilah 'purnama terdekat' akan terjadi di Indonesia pada Sabtu (5/5) malam. Dalam purnama terdekat tahun ini, bulan akan berada pada posisi 357.000 km dari bumi.

Apa Itu Supermoon?
Bulan super adalah istilah yang digunakan oleh para astrolog untuk menggambarkan keadaan bulan penuh ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee). Istilah ini tidak diterima secara luas, terutama di kalangan ilmuwan. Secara spesifik, bulan super bisa merupakan bulan purnama atau bulan baru, yang jaraknya dengan bumi sekitar 10% atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan nampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilometer.[1]


Fenomena bulan super sebelumnya terjadi tahun 1955, 1974, 1992, dan 2005.[2] Pada 19 Maret 2011,[3] bulan super akan mengalami jarak terdekatnya dalam 18 tahun terakhir, dengan prakiraan jarak sekitar 356.577 kilometer (221,567 mil).[4] Pada 19 Maret, fenomena perigee bulan, yang memiliki siklus sekitar 27,3 hari, terjadi bersamaan dengan bulan purnama yang muncul tiap 29 hari. Ketika perigee bulan terjadi bersamaan dengan bulan purnama, permukaan bulan akan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama.[5]

Bulan super kadang dihubung-hubungkan dengan bencana alam, seperti gempa bumi,[6] gunung meletus, dan lain-lain. Itu karena waktu terjadinya bulan super hampir selalu berdekatan dengan terjadinya suatu bencana alam tertentu.[2] Namun, bulan super tidak cukup kuat untuk memengaruhi permukaan tanah ataupun gunung berapi di Bumi,[1][7] pengaruh dari fenomena bulan super ini di bumi hanyalah naiknya permukaan laut sekitar beberapa inci di beberapa daerah.

Pengaruh fenomena bulan super terhadap peningkatan aktivitas seismik justru terjadi di permukaan bulan sendiri, meskipun efeknya tidak terlalu besar. Ketika berada dalam keadaan bulan super, bulan mengalami gempa. Hal ini terdeteksi oleh instrumen seismologi yang ditinggalkan oleh para astronot Apollo 11 di bulan.[8]

Istilah bulan super pertama kali dikemukakan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979.[9]

"Ini 27 ribu km lebih dekat dibanding rata-rata jarak bumi ke bulan yaitu 384.000," papar Astrofisikawan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin dketika dihubungi Media Indonesia, Jumat (4/5) sore.

Meski begitu, ia mengatakan jarak tersebut tidak sedekat purnama penuh pada 2011 lalu, yang menurut biro antariksa Amerika Serikat (NASA) merupakan purnama terdekat bulan dengan bumi sepanjang 20 tahun terakhir dengan jarak 356,577 km.

Purnama terdekat sendiri menurut Thomas adalah suatu fenomena antariksa yang terjadi kala siklus jarak terdekat bulan dengan bumi dan siklus bulan purnama bertemu.

"Siklus jarak terdekat bulan dengan bumi adalah setiap 27 hari sekali, sedangkan siklus bulan purnama ialah 29,5 hari. Oleh karena itu (kedua siklus tersebut) tidak selalu ketemu."

Fenomena purnama terdekat ini, sambungnya, akan terlihat oleh manusia dalam kurun waktu 14 bulan sekali.

Purnama terdekat akan terjadi mulai Sabtu malam dan akan mencapai jarak terintimnya dengan bumi pada Minggu (6/5) pukul 10.34 WIB, dan fenomena ini akan berlangsung hingga Minggu malam.

Lebih lanjut, meski menjanjikan penampakan bulan purnama yang lebih besar, fenomena purnama terdekat sulit dibedakan dengan bulan purnama pada umumnya oleh masyarakat awam.

Hal ini, kata Thomas, karena secara kasat mata purnama penuh tidak akan kelihatan mencolok dari langit.

"Kecuali bagi astronom yang memang telah melakukan pengamatan sebelumnya, atau bagi mereka yang melihat fenomena ini dengan lensa teleskop." (*/OL-9)